Kalau teh yang lain bikin kemasan botol, namun Teh Tong Tji membuat outlet kecil yang bisa dipindah2kan dengan produk minuman teh fresh (karena diseduh hari itu juga) yang bisa langsung diminum. Tong Tji membuat oang yang melihat langsung terkesima jika teh tong-tji punya ratusan outlet, tentunya mereka bisa menjual puluah ribu gelas teh. Tentunya cukup lumayan untuk mencuri market share Teh Botol.
Harga Teh Tong-Tji ready to drink tidak murah juga. Paling murah Rp 3.000, paling mahal Rp 5.000. Jika dilihat komponen termahal selain teh nya adalah kemasannya. Kemasan Teh Tong TJi ready to drink adalah kemasan plastik seperti kalau kita beli jus, versi murah dari kemasan starbucks. Kurang lebih harganya di atas Rp 500, bahkan mungkin Rp 1.000. Strategi membuat outlet eh tong tji sendiri juga sangat menarik, tetapi harganya yang Rp 3.000 sulit untuk bersaing dengan teh-botol yang bisa dijual eceran dengan harga Rp 2.000-2.500. Hal ini menyebabkan outlet Teh Tong Tji harus diletakkan di mall yang konsumen nya less-sensitive harga. Mall yang dituju bukan mall kelas satu karena branding teh Tong-Tji yang belum bisa masuk ke kelas atas, berbeda dengan teh 36 yang sudah established di mall kelas atas. Jika mereka bisa menurunkan kemasan setara dengan biaya 'distribusi dan nyuci botol' Teh Botol, ini akan jadi kasus yang menarik. Mereka dapat menjual sebagai 'fresh product', lebih sehat dan tailor made tea.
Jika harga Teh Tong-Tji bisa dijual di harga yang sama dengan Teh Botol, perangnya akan jauh lebih menarik. Kemungkinan teh Tong-Tji yang menang. Kita lihat saja seberapa cepat Teh Tong Tji bisa menguasai mall menengah bawah.
31 Oktober, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Tong Tji memang top, caranya untuk mencuri segmen pasar Sosro cukup jitu....
Posting Komentar